PENGERTIAN ALGORITMA BRANCH and BOUND
Algoritma Branch and Bound merupakan algoritma yang digunakan dalam mengoptimasi suatu persoalan tanpa melanggar batasan persoalan tersebut. Cara kerja algoritma Branch and Bound adalah dengan membangun suatu pohon ruang status. Setiap simpul pada pohon diberi nilai cost yang merupakan taksiran lintasan termurah ke simpul status solusi. Tujuannya adalah agar tidak semua simpul dibangkitkan, tetapi hanya simpul dengan nilai cost paling optimal. Pembangiktan simpul umumnya menggunakan aturan best-first rule. Cara penentuan cost masing-masing simpul menerapkan fungsi pembatas atau fungsi obyektif. Jika nilai fungsi obyektif tidak lebih baik dari nilai terbaik, tidak merepresentasikan solusi yang feasible, dan melanggar batasan, maka simpul tersebut dimatikan. Solusi yang feasible adalah solusi terbaik dari simpul lainnya. Algoritma tersebut dapat digambarkan dengan daftar antrian priority queue atau dengan pohon ruang status. Berikut algoritma Branch and Bound secara umum:
1. Masukkan simpul akar ke dalam antrian Q. Jika simpul akar adalah simpul solusi, maka solusi telah ditemukan. Berhenti.
2. Jika Q kosong, tidak ada solusi. Berhenti.
3. Jika Q tidak kosong, pilih antrian Q simpul ke i yang mempunyai nilai
cost ĉ(i) paling optimal. Jika terdapat beberapa simpul i yang memenuhi,
ikuti aturan best-first rule atau pilih secara sembarang.
4. Jika simpul i adalah simpul solusi, berarti solusi sudah ditemukan,
berhenti. Jika simpul i bukan simpul solusi, maka bangkitkan semua
anak-anaknya. Jika i tidak mempunyai anak, kembali ke langkah 2. Pohon merupakan graf terhubung yang tidak membentuk sirkuit. Pohon
berakar adalah pohon yang memperlakukan sebuah simpulnya sebagai akar
dan sisi-sisinya diberi arah. Pada pohon berakar, terdapat beberapa
terminologi, yakni anak (simpul yang terhubung dan satu level lebih
bawah), orangtua 1
5. Untuk setiap anak j dari simpul i, hitung ĉ(j), dan masukkan semua anak-anak tersebut ke dalam Q.
6. Kembali ke langkah 2.
Algoritma Branch and Bound diterapkan pada beberapa persoalan, yakni
persoalan N-Ratu, persoalan Travelling Salesman Problem, 15-Puzzle,
Knapsack Problem, dan persoalan-persoalan lainnya.
Sistem kemudian menganalisis keadaan lalu lintas, berapa banyak mobil
yang bergerak ke arah masing-masing lampu. Sistem kemudian merancang
sebuah jadwal pergantian lampu hijau ke lampu merah atau lampu merah ke
lampu hijau untuk masing-masing lampu dan mengomunikasikannya ke semua
lampu. Setiap lampu harus “mengetahui” jadwal semua lampu dan keadaan
lalu lintas semua jalur. Masing-masing lampu lalu lintas bekerja sesuai
dengan jadwal tersebut. Proses penjadwalan dilakukan pada setiap satuan
waktu tertentu mengikuti keadaan lalu lintas. Proses penjadwalan
tersebut bergantung pada dua hal, yakni kepadatan masing-masing jalur,
dan waktu maksimal bergerak atau berhenti.
ANALISIS KEADAAN LALU
LINTAS SIMPANG DAGO
Lampu lalu lintas pintar adalah sebuah sistem lampu lalu lintas yang
memanfaatkan teknologi dan intelejensia buatan agar lampu lalu lintas
dapat ‘berpikir’ sendiri apa yang harus dilakukan berdasarkan lalu
lintas saat itu. Sistem ini menggunakan proses pengiriman sinyal dan
perekaman keadaan lalu lintas saat itu. Misalkan pada sebuah perempatan,
terdapat empat buah lampu lalu lintas. Masing-masing lampu memiliki
sebuah kamera untuk merekam keadaan lalu lintas. Beberapa sistem tidak
menggunakan kamera dalam menangkap keadaan lalu lintas, tetapi
menggunakan sensor penangkap sinyal kendaraan atau menggunakan perangkat
nirkabel pendeteksi kendaraan
Perempatan Simpang Dago membatasi empat ruas jalan, yakni Jalan Ir. H.
Juanda bagian lebih Utara ke arah , Jalan Ir. H. Juanda bagian lebih
Selatan, Jalan Dipati Ukur, dan Jalan Siliwangi. Keempat Jalan tersebut
merupakan jalan besar yang hampir setiap saat dipadati oleh kendaraan.
Perempatan Simpang Dago sendiri memiliki empat buah lampu lalu lintas
aktif. Letak lampu lalu lintas dapat dilihat pada gambar di atas. Titik
merah menggambarkan letak lampu lalu lintas dan titik hitam
menggambarkan arah lampu lalu lintas tersebut. Penulis mengamati kondisi
lalu lintas perempatan Simpang Dago berdasarkan kepadatan jalan pada
saat lampu sedang menyala bewarna merah. Kepadatan jalan diukur dari
banyaknya mobil per satuan luas wilayah jalan tersebut.
Semakin berkembangnya zaman, semakin dinamisnya pergerakan zaman, kebutuhan akan suatu kota yang pintar semakin tinggi. Kota yang pintar dapat dibangun oleh kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang baik. Kota pintar dibangun dengan tujuan meningkatkan fasilitas yang baik bagi penduduk kota dan menyelesaikan masalah yang kerap kali muncul dan mengganggu bagi kehidupan penduduk kota. Salah satu masalah yang sering timbul dan menjadi kegelisahan penduduk kota pintar Bandung adalah kemacetan. Kemacetan, yang dapat menimbulkan konsumsi bahan bakar berlebihan yang sia-sia dan membuang-buang waktu dengan percuma, disebabkan oleh padatnya kendaraaan yang melintasi jalanan kota Bandung dan ketidaksesuaian lampu lalu lintas dengan keadaan di jalanan. Penulis mengajukan suatu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan ini, yakni membangun suatu lampu lalu lintas pintar yang tidak hanya beroperasi berdasarkan satuan waktu tertentu, tetapi juga dengan melihat keadaan jalan yang ada. Lampu hijau akan lebih diprioritaskan kepada jalan yang memiliki kepadatan jalan lebih besar dibandingkan dengan jalan lainnya. Dengan menggunakan sistem penjadwalan yang baik dengan implementasi algoritma Branch and Bound dan mencantumkan batas waktu kendaraan menunggu lampu merah sebagai fungsi pembatas pada algoritma tersebut, penulis berharap sistem penjadwalan tersebut dapat menciptakan lampu lalu lintas yang pintar dan membantu mengurangi kemacetan.
Referensi
https://adoc.pub/penerapan-algoritma-branch-and-bound-dalam-lampu-lalu-lintas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar